Waktu merambah
pada lintasan kegelapan..
Saat…
Kegelapan meliputi
seluruh ruang di bumi,….jauhhh di langit tinggi, berkelip banyak bintang
menerangi langit.
Bintang itu menebar
membentuk berbagai gugus yang enak di pandang mata.
Bintang itu,
menjadi sumber cahaya yang membuat gelap menjadi indah…
Bintang…. akan
selalu tinggi menjulang walau hanya terlihat dalam bayangan air di bumi.
Awan…
dengan awan yang
berarak putih atau hitam di langit sana. Ia terbang bergumpal meninggi menuju
langit,seakan akan ialah yang tertinggi di dunia ini dan tak ada lagi yang
lebih tinggi darinya. Padahal…gumpalan awan berarak itu takan ada artinya apa-
apa.
Awan… tidak lebih
sekedar batas pandangan manusia di langit.
Awan…membumbung
tinggi tapi kosong, seakan berada di atas padahal tidak berarti apa apa.
Ada 2 pilihan buat hidup kita di
masa depan…ingin seperti bintang atau seperti awan. Keduanya adalah sebuah
pilihan. Dua duanya adalah cita cita yang bisa di capai, berkembang dan maju
untuk membumbung ke langit tujuan dan sebuah cita cita tetapi dengan cara dan
kondisi berbeda .
Menjadi bintang adalah mengembangkan
diri dengan macam prestasi, sedangkan menjadi awan hanyalah mengembangkan diri
dengan sensani namun tanpa ada prestasi.
Bintang adalah sang
juara.Ia memiliki sumber cahaya berupa ilmu, keterampilan dan sikap mental yang
dimiliki. Bintang memiliki wawasan dan pandangan yang luas sesuai dengan bidang
yang digelutinya, membuatnya menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi bagi
dirinya sendiri dan juga bagi orang lain.
Ia mempunyai keunggulan dan
kemampuan yang membuatnya mampu bertahan di tengah kompetisi yang ketat. Keunggulan
itu ditunjukkan dengan berbagai prestasi kerja yang menonjol. Dia tidak hanya
sekedar bisa bicara dengan bermacam teori tapi ia berbicara dengan kerja yang
memadai. Karena itu akan membuatnya selalu bersinar dimanapun ia berada.
Bintang adalah sumber cahaya terang
yang mengembangkan dirinya sendiri dan menjadi penerang bagi orang lain. Ia mampu
membimbing tim dan rekan kerjanya untuk bersama sama membangun kekuatan bintang
yang bersinar.
Sebaliknya awan….
Awan membumbung
tinggi di langit bukan karena bobotnya tapi justru karena ringannya. Ia mencoba
menjadi buah bibir, menjadi terkenal , tetapi sebenarnya tidak memiliki
prestasi apa – apa. Yang membuatnya terkenal dan menjadi buah bibir adalah
sensasi kosong yang selalu dibuatnya.
Seseorang yang menjadi awan selalu
ingin terlihat tinggi di mata teman temannya. Ingin dihargai dan dihormati
dalam kehidupan sehari hari. Ingin…semua yang dikatannya di dengarkan. Ingin…..semua
orang memandangnya sebagai orang berprestasi.
Tapi…sayangnya semua itu tidak
didukung dengan kemampuan dan pengetahuan yang memadai, tidak mampu mewarnai
kondisil lingkungan dan kehidupannya, tidak memberikan inspirasi bagi tim
kerjanya, dan juga tidak mempunyai prestasi yang menonjol.
Jangan sampai….keinginan untuk
dihargai dan dihormati justru menjadikan diri sebagai pribadi yang sombong dan
tinggi hati. Justru dengan segala kelebihan yang ALLAH berikan , saatnya untuk
lebih merunduk merendahkan diri dan hati. Jika keinginan menjulangkan diri ke
atas langit, justru akan terjebak menjadi awan yang berarak arak di langit,
terbang….seakan tinggi ke angkasa, padahal kosong belaka isinya.
Rendah hati, dan menjadi
bintang yang menjulang di langit
Walau dalam bayangan air
sekalipun,
Bintang tetaplah menjulang
tinggi..
Dan
Ketika menjadi awan yang
terbang ke langit
Seakan akan tinggi, padahal
tidak ada isinya apa apa
##Inspirasi di
pusat kota (alun alun) bersama my hubby duduk santai ^ - ^ menatap pekatnya malam tanpa bintang di
langit **PadaKemanaYaaa ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar