Rabu, 18 September 2013

BINTANG VS AWAN

Waktu merambah pada lintasan kegelapan..
Saat…
Kegelapan meliputi seluruh ruang di bumi,….jauhhh di langit tinggi, berkelip banyak bintang menerangi langit.
Bintang itu menebar membentuk berbagai gugus yang enak di pandang mata.
Bintang itu, menjadi sumber cahaya yang membuat gelap menjadi indah…
Bintang…. akan selalu tinggi menjulang walau hanya terlihat dalam bayangan air di bumi.
Awan…
dengan awan yang berarak putih atau hitam di langit sana. Ia terbang bergumpal meninggi menuju langit,seakan akan ialah yang tertinggi di dunia ini dan tak ada lagi yang lebih tinggi darinya. Padahal…gumpalan awan berarak itu takan ada artinya apa- apa.
Awan… tidak lebih sekedar batas pandangan manusia di langit.
Awan…membumbung tinggi tapi kosong, seakan berada di atas padahal tidak berarti apa apa.
            Ada 2 pilihan buat hidup kita di masa depan…ingin seperti bintang atau seperti awan. Keduanya adalah sebuah pilihan. Dua duanya adalah cita cita yang bisa di capai, berkembang dan maju untuk membumbung ke langit tujuan dan sebuah cita cita tetapi dengan cara dan kondisi berbeda .
            Menjadi bintang adalah mengembangkan diri dengan macam prestasi, sedangkan menjadi awan hanyalah mengembangkan diri dengan sensani namun tanpa ada prestasi.
Bintang adalah sang juara.Ia memiliki sumber cahaya berupa ilmu, keterampilan dan sikap mental yang dimiliki. Bintang memiliki wawasan dan pandangan yang luas sesuai dengan bidang yang digelutinya, membuatnya menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi bagi dirinya sendiri dan juga bagi orang lain.
            Ia mempunyai keunggulan dan kemampuan yang membuatnya mampu bertahan di tengah kompetisi yang ketat. Keunggulan itu ditunjukkan dengan berbagai prestasi kerja yang menonjol. Dia tidak hanya sekedar bisa bicara dengan bermacam teori tapi ia berbicara dengan kerja yang memadai. Karena itu akan membuatnya selalu bersinar dimanapun ia berada.
            Bintang adalah sumber cahaya terang yang mengembangkan dirinya sendiri dan menjadi penerang bagi orang lain. Ia mampu membimbing tim dan rekan kerjanya untuk bersama sama membangun kekuatan bintang yang bersinar.
            Sebaliknya awan….
Awan membumbung tinggi di langit bukan karena bobotnya tapi justru karena ringannya. Ia mencoba menjadi buah bibir, menjadi terkenal , tetapi sebenarnya tidak memiliki prestasi apa – apa. Yang membuatnya terkenal dan menjadi buah bibir adalah sensasi kosong yang selalu dibuatnya.
            Seseorang yang menjadi awan selalu ingin terlihat tinggi di mata teman temannya. Ingin dihargai dan dihormati dalam kehidupan sehari hari. Ingin…semua yang dikatannya di dengarkan. Ingin…..semua orang memandangnya sebagai orang berprestasi.
            Tapi…sayangnya semua itu tidak didukung dengan kemampuan dan pengetahuan yang memadai, tidak mampu mewarnai kondisil lingkungan dan kehidupannya, tidak memberikan inspirasi bagi tim kerjanya, dan juga tidak mempunyai prestasi yang menonjol.
            Jangan sampai….keinginan untuk dihargai dan dihormati justru menjadikan diri sebagai pribadi yang sombong dan tinggi hati. Justru dengan segala kelebihan yang ALLAH berikan , saatnya untuk lebih merunduk merendahkan diri dan hati. Jika keinginan menjulangkan diri ke atas langit, justru akan terjebak menjadi awan yang berarak arak di langit, terbang….seakan tinggi ke angkasa, padahal kosong belaka isinya.



Rendah hati, dan menjadi bintang yang menjulang di langit
Walau dalam bayangan air sekalipun,
Bintang tetaplah menjulang tinggi..
Dan
Ketika menjadi awan yang terbang ke langit
Seakan akan tinggi, padahal tidak ada isinya apa apa

##Inspirasi di pusat kota (alun alun) bersama my hubby duduk santai  ^ - ^ menatap pekatnya malam tanpa bintang di langit     **PadaKemanaYaaa ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar